This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 15 September 2009

AHLISSUNNAH WAL JAMAAH

Ahli sunnah wa al-jamaah
Perbedaan atau berbeda pendapat adalah hal yang wajar dan alamlyah serta terjadi dalam semua bidang kehidupan. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan latar belakang kehidupan maupun pengalaman manusia yang menyebabkan perbedaan dalam cara berfiqir. Kadang pendapat yang berbeda itu semuanya benar, akan tetapi yang lazim adalah ada salah satu yang benar diantara pendapat itu. Karenanya, ketikan ada perbedaan itu kita harus memilih mana pendapat yang benar agara kita tidak tersesat.
Mengingat betapa sulitnya mencegah perbedaan pendapat, maka hal itu juga bias terjadi dikalangan ummat dalam satu agama yang sama. Sebagai contoh, wafat utsman bin affan dan pengangkatan ali bin abi thalib sebagai khalifah menimbulkan perbedaan pendapat bahkan peperangan. Semula ini masalah politik duniawi, adan tetapi kemudian berkembang menjadi masalah faham keagamaan yang berbeda sangata tajam.
Sebagaimana thalhah dan zubair, muawiya h gubernur damaskus dan keluarga dekat utsman, juga tidak mengakui ali sebagai khalifah. Ia menuntut ali supaya menghkum pembunuh-pembunuh utsman, bahakn ia menuduh ali terlibat dalam soal kpembunuhna itu. Karenan tidak dipenuhi ali maka perangpun tidak bias dihindari lagi.
Dalam pertempuran tentra ali dapat mndesak tentara mu’awiyah. Tapu tangan kanan mu’awiyah, amr’ ibn al-ash yang terkenal licik memainkan politik dengan mengangkat alqur’an. Qurra (para ali alqur’an) yang ada di pihak ali mendesak supaya ali menerima tawaran itu dan dengan demikian dicarilah perdamaian dengan mengadakan tahkim(arbitase). Dalam tahkim, kelicikan amr mengalahkan perasaan abu musa,. Akibatnya, muawiyah yang kalah dalam perang justru menjadi pemenang dalam diplimasi politik itu. Muawiyah kemudian menjadi khalifah.
Sikap ali yang menerima tipu muslihat amar untuk mengadakan tahkim tersebut, tidak disetujui oleh sebagian tentaranya, mereka meninggalkan barisanya dan menganggap ali telah berbuat dosa besar. Mereka yanga keluar ini lah yang dinamakan kaum khawarij
persoalan ini menimbulkan tiga paham keagamaan ( aliran Teologi ). Pertama. Aliran khawarij yang mengatakan bahwa orang yang berbuat dosa besar adalah kafir atau murtad, sehingga wajib dibunuh. Kedia, aliran murji’ah yang mengatakan bahwa orang yang berbuat dosa besar tetap mukmin dan bukan kafir. Apa yang dilakukanya disetahkan kepada Allah SWT. Untuk mengampuni mereka atau tidak mengampuninya. Ketiga aliran mu’tazilah yang tidak menerima perndapat diatas. Menurut merekan, orang yang berbuat dosa besara bukan kafir bukan pula mukmin.
Pada perkembangan berikutya timbul pula dua aliran utama, yakni Qadariyah dan Jabariah. Menurut qadariyah, manusia memiliki kemrdekaan dalam berkehendak dan dalam perbuatanya.
Sedang menurut Jabariah, manusia tidak memiliki kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatanya. Manusian dalam segala tindakanya semata-mata mengikuti kehendak tuhan.
Kpergulatan pemikiran yang berporos kpada soal dosa besar, perbuatan manusia dan lain-lain itulah yang kemudian mengilhami Abu Hasan Al’asyari ( 935 M ) untuk berpendapat dan menyusun aliran sendiri.
Al-asyari sendiri, pada hal sejalan dengan faham murji’ah, pada sisi lain pada mulanya beliau adalah murid mu’tazilah. Tetapi setelah mendapat keyakinan begitu kuat bahkan ajaran-ajaran yang berkembang seperti khawarij , mu’tajilah, qodariiyah, dan jabariyah adalah tidak benar, dian meninggalkan ajaran itu dan membentuk ajaran sendiri. Pendapat tersebut bertemu dengan Abu mansur al-maturidy ( W. 944 m).mereka inilah yang kemudian dikenal sebagai tokoh Ahlussunnah Waljamaah.
Itulah sebanya Muhammad bin al-Husaini Azzabidi dalam syarh kitab Ihya’ulumuddin karya imam al-Ghazali mengatakn : “ Apabila disebut ahlusuunah wal jamaah, maka maksudnya adalah orang-orang yang mengikuti pahamn al-Asyari dan al-Maturidi” ( dalam bidang Aqidah).
Definisi
Menurut etimologi ahlussunah wal jamaah terdirir atas tida kata yaitu
1.Ahl yang artinya keluarga atau orang yang mempunyai atau orang yang menguasai.
2.As-sunnah artinya apa saja yang datang dari Rasullullah SAW meliputi sabda( aqwal ), perbuatan ( afal ), maupun ketetapan (taqrir).
3.Al-jamaah artinya kumpulan atau kelompok, maksudnya ialah sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW, terutama khalifah-kahlifah beliau beserta as-sawadul a’dham ( gogolngan mayoritas umat islam ) atau jama’atul mujtahidin ( golongan mujtahid )
Sedangkan menurut istilah (terminology), aswaja ialah kaum atau orang-orang yang menganut ajaran islam yang murni sebagaimana yang telah diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah dan para sahabat-sahabatnya.
Menurtu K. H. Ahmad sidhiq. Aswaja adalah golongan yang setiapadan Assunah wal jamaah, yaitu ajaran islam yang diajarkan oleh Rasul bersama para sahabatnya dimasa nabi masih hidup dan apa saja yang dipraktekan para sahabat sepeninggal beliau., khususnya khulafaurrasydin. Pendapat tersebut didasarkan pada sejumlah hadis yang berisi jaminan rasulullaoh akan sahabat-sahabatnya, bahwa mereka juga bisa dijadikan pedoman.
Prinsip-prinsip ajaran
Berangkat dari hadis rasul dan contoh prilaku sahabat-sahabat beliau, aswaja merumuskan prinsip-prinsip ajaran sekaligus cara berfiqir ( manhaj al-fiqr ) sebagai berikut ; tawassut, tawajun, I’tidal dan iqtishad.
1.Attawasuth, artinya selalu berda ditengah-tengah, tidak extrim. Segala aspek kemasyarakatan pasti dalam dua ujung positif dan negative. Tawassu berrti berada antara dua ujung tersebut.
2.attasamuh, artinya lapang dada, mempunyai toleransi yangn tinggi dan menghargai sikap dan pendirian orang lain, tanpa mengorbankan pendirian sendiri. Aswaja tidak mudah menyalahkan dan menghakimi orang lain, apalagi mengkafirkan orang lain.
3.tawazun, artinya mempertimbagkan dan menperhitungkan beberapa factor sebelum memberi keputusan. Aswaja selalu berusaha meneliti dan memedukan bebarapa pendapat dari sumber yang ada untuk diterapkan dalam segala aspek kehidupan. Tidak mudah terpancing oleh hasutan dan provokasi,dan selalu berhati-hati dalam menilai setiap perkembangan.
4. I’tidal dan iqtishad, artinya selalu mendorong untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan munkar ( amar ma’ruf nahi munkar ), aswaja menerapkan aspek ini dal am berbagai bidang kehidupan bermasyarakat. Amar ma’ruf dijadikan sebagai nilai dan tingkah laku baik secara individu maupun bermasyarakat. Akan tetapi harus dilakikan dengan sifat tawassut, tasamuh, dan tawajzun. Tidak harus dengan memaksakan kehendak dan menghalalkan segala cara.